Kenapa Para Mantan Juara Kelas Jarang yang Menjadi Milioner?
Dalam sebuah studi yang melacak kehidupan para juara kelas setelah dewasa, ada sebuah temuan yang agak mengejutkan. Yakni tidak ada satupun dari mereka yang menjadi milioner, atau meraih sukses finansial yang masif. Dalam studi itu juga terungkap rata-rata IPK para milioner di Amerika hanyalah 2,9 – sebuah angka indeks prestasi yang tidak terlampau tinggi. Artinya hanya dengan IP yang biasa-biasa saja, tetap ada kemungkinan besar Anda bisa menjadi milioner. Tidak perlu harus punya prestasi sebagai juara kelas atau juara angkatan.
Pertanyaannya adalah : kenapa para juara kelas jarang yang menjadi milioner?
Berikut tiga faktor yang bisa menjelaskan kenapa fenomena itu bisa terjadi. Ketiganya juga bisa dipetik sebagai pelajaran dalam proses perjalanan merajut sukses finansial masa depan. Mari kita bedah satu demi satu sambil ditemani secangkir kopi susu hangat.
Faktor #1 : Sukses Akademik Tidak Menjamin Sukses Finansial yang Masif
Pada akhirnya, sukses akademik mungkin bukan satu-satunya penentu sukses kehidupan dan sukses finansial yang masif. Ada sejumlah faktor non-academic skills yang kadang jus tru jauh lebih menentukan dalam pembentukan sukses kehidupan masa depan. Faktanya, sejumlah studi tentang human performance menunjukkan elemen life skills (seperti grit and resiliency, keberanian mengambil risiko, dan emotional intelligence) acap memiliki peran yang lebih krusial dalam membangun sukses finansial yang masif. Sayangnya, sejumlah life skills ini jarang diajarkan di bangku sekolah dan kuliah, yang terlalu berorientasi pada sukses akademik.
Data lain juga menunjukkan sukses finansial yang masif acap di-drive oleh kecakapan membangun networking skills – dan kecakapan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan apakah Anda pernah juara kelas atau tidak, atau apakah IP Anda 4 atau 2.
Networking skills lebih ditentukan oleh talenta dalam diri Anda untuk melakukan komunikasi yang persuasif dan interpersonal skills yang luas dengan beragam kalangan (sebuah elemen yang mungkin kurang terpelihara dengan baik justru oleh para mantan juara kelas dan yang IP-nya 4,0; karena waktu mereka sudah banyak dihabiskan untuk belajar di perpustakaan).
Pada sisi lain, hidup itu juga penuh dengan ketidakpastian. Acap terjadi kejutan yang tak terduga di berbagai tikungan kehidupan. Hidup bukan seperti soal ujian kelas yang selalu ada jawabannya. Itulah barangkali kenapa bekal sebagai juara kelas kadang tak mampu menjawab soal kehidupan nyata yang acap penuh dengan kejutan.
Faktor #2 : Para Juara Kelas Terjebak dalam Comfort Zone yang Penuh Kemapanan Finansial
Jangan salah. Juara Kelas yang gagal menjadi milioner ini bukannya menjadi manusia gagal. Mereka tetap sukses dan kaya dalam karirnya. Dalam studi itu terungkap, mayoritas mantan juara kelas ini memiliki karir yang bagus dengan gaji melimpah. Namun persis justru kemapanan karir ini yang membuat mereka gagal menjadi milioner.
Fakta itu bisa dijelaskan dalam perjalanan tipikal seperti ini. Para juara kelas ini biasanya akan mudah masuk kuliah di PTN ternama. Mereka lalu kuliah dan beprestasi, dan kemudian lulus dengan nilai yang juga tinggi. Setelah lulus, mereka dengan relatif mudah akan mendapatkan pekerjaan di perusahaan mapan (katakan di BUMN atau perusahaan bonafid lainnya). Mereka kemudian menikah, dan setelah itu menikmati karir yang mapan di perusahaan itu hingga kelak pensiun. Gajinya stabil dan terus naik tiap tahun. Itulah rute klasik yang banyak dijalani oleh mereka yang pernah punya prestasi akademik yang tinggi. Tidak ada yang salah dengan pola semacam ini. Sebaliknya, rute ini menjanjikan kenyamanan finansial yang cukup mapan.
Namun pelan-pelan, pola itu membuat mereka terlalu nyaman dengan “financial comfort zone” yang telah mereka jalani. Dan meski kenyamanan finansial ini tetap merupakan hal yang layak dinikmati, namun jarang membuat pelakunya bisa menjadi milioner. Kenapa?
Sebab jalan terbaik untuk menjadi milioner adalah jika Anda bisa memanfaatkan “faktor kali”. Atau cara untuk melipatgandakan penghasilanmu secara eksponensial. Dan cara ini tidak pernah bisa dicapai dengan “konsep gaji” yang naiknya paling hanya 10% per tahun.
Faktor kali hanya bisa dicapai jika Anda memiliki bisnis sendiri yang pertumbuhannya bisa eksponensial.
Namun bagi para mantan juara kelas yang sudah terlalu nyaman dengan karirnya (plus dengan gaji yang sangat memadai), maka pilihan untuk pindah kuadran menjalani bisnis sendiri adalah sebuah langkah yang terlalu berisiko. Karir yang mapan dan financial comfort zone telah membuat para mantan juara kelas bisa menjalani hidup yang nyaman. Namun kondisi ini jarang membuat mereka bisa sukses menjadi milioner.
Faktor #3 : Para Juara Kelas Cenderung Patuh pada Aturan dan Regulasi
Eric Barker dalam bukunya yang bagus berjudul Barking Up the Wrong Tree: The Surprising Science Behind Why Everything You Know About Success Is (Mostly) Wrong – memberikan ulasan yang juga menarik kenapa para mantan juara kelas jarang menjadi milioner.
Dia menulis salah satu faktornya adalah karena para juara kelas atau juara angkatan di kuliah ini cenderung murid atau mahasiswa yang patuh pada aturan dan sistem pendidikan yanga ada. Jarang terjadi memang, orang yang juara kelas atau yang IP-nya tinggi merupakan “anak bengal” yang suka mendobrak aturan yang sudah disepakati. Tipikal juara kelas atau mahasiswa dengan IP tinggi adalah mereka yang patuh dengan aturan dan sistem sekolah/kuliah yang ada.
Sayangnya, dalam realitas kehidupan nyata, acap diperlukan “keberanian untuk mendobrak sistem konvensional” demi meraih sukses masif. Break the rules, inilah kredo bagi bagi inovator bisnis yang ingin meraih terobosan yang fenomenal. Keberanian untuk “melawan sistem konvensional” adalah kunci untuk bisa menciptakan disruptive innovation. Sikap kepatuhan pada aturan dan comply dengan sistem, mungkin cocok dalam dunia pendidikan yang serba akademis dan teratur.
Namun untuk meraih sukses finansial yang masif dan menjadi milioner, sikap semacam itu mungkin tidak cukup. Sikap yang terlalu patuh pada aturan konvensional bahkan justru bisa menghambat lahirnya ide-ide radikal yang bisa melahirkan inovasi bisnis yang fenomenal
Demikianlah tiga faktor penjelas kenapa para mantan juara kelas jarang menjadi milioner. Tentu saja ini bukan mau mengatakan bahwa yang tidak pernah jadi juara kelas pasti akan menjadi milioner, Sebab yang lebih muram juga banyak terjadi. Yakni : sudah IP-nya pas-pasan, dan setelah lulus malah jadi pengangguran. Atau kalaupun dapat pekerjaan, maka gajinya tidak memuaskan. Selamat berjuang teman. Semoga kelak Anda bisa menjadi milioner – agar suatu saat Anda bisa menggaji para mantan juara kelas.
Author : Yodhia Antariksa
Source : http://strategimanajemen.net/2020/03/02/kenapa-para-juara-kelas-jarang-yang-menjadi-milioner/
http://strategimanajemen.net/2020/03/02/kenapa-para-juara-kelas-jarang-yang-menjadi-milioner/