www.indeksmedia.id
pertama kali Jepang menginjakkan kaki di Indonesia pada 1 Maret 1942 di Teluk Banten. Jepang kala itu berhasil mengalahkan Sekutu dalam Perang Dunia Kedua. pada masa penjajahan Jepang dan Belanda, masyarakat Indonesia mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dalam aspek geografi, pendidikan, ekonomi, politik, dan budaya.
1. Perubahan dalam Aspek Geografi
Adanya eksploitasi kekayaan alam menjadi ciri penting pada masa pendudukan Jepang. Misi untuk memenangkan Perang Dunia II mendorong Jepang menjadikan Indonesia sebagai salah satu basisnya menghadapi tentara Sekutu. Jepang banyak membutuhkan banyak dukungan dalam menghadapi Perang Dunia (PD) II. Lahan perkebunan yang ada pada masa Hindia Belanda merupakan lahan yang menghasilkan untuk jangka waktu yang lama. Jepang menggerakkan tanaman rakyat yang mendukung Jepang dalam PD II. Tanaman jarak dikembangkan sebagai bahan produksi minyak yang dibutuhkan sebagai mesin perang Sementara, kesengsaraan pada masa pendudukan Jepang menyebabkan besarnya angka kematian pada masa pendudukan Jepang. Migrasi terjadi terutama untuk mendukung perang Jepang menghadapi Sekutu. Banyak rakyat Indonesia yang ikut dalam romusha ataupun membantu pasukan Jepang di beberapa negara Asia Tenggara untuk membantu perang Jepang.
2. Perubahan dalam Aspek Ekonomi
Sistem ekonomi perang Jepang membawa kemunduran dalam bidang perekonomian di Indonesia. Putusnya hubungan dengan perdagangan dunia mempersempit kegiatan perekonomian di Indonesia. Perkebunan tanaman ekspor diganti menjadi lahan pertanian untuk kebutuhan sehari-hari. Pembatasan ekspor menyebabkan sulitnya memperoleh bahan pakaian. Oleh karena itu, rakyat Indonesia pun mengusahakannya sendiri. Pakaian yang terbuat dari benang goni menjadi tren pada masa pendudukan Jepang. Wajib setor padi dan tingginya pajak pada masa pendudukan Jepang menyebabkan terjadinya kemiskinan luar biasa dan angka kematian sangat tinggi. Sebagai contoh, di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah angka kematian mencapai 50%. Kemiskinan yang luar biasa berdampak pada penyakit-penyakit sosial lainnya. Gelandangan, pengemis, kriminalitas, semakin berkembang akibat lemahnya kekuatan ekonomi rakyat.
3. Perubahan dalam Aspek Pendidikan
Kegiatan pendidikan dan pengajaran menurun. Kegiatan perguruan tinggi macet. Sementara itu, pengenalan budaya Jepang dilakukan di berbagai sekolah di Indonesia. Bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa pengantar di berbagai sekolah di Indonesia. Adapun bahasa Jepang menjadi bahasa utama di sekolah-sekolah. Tradisi budaya Jepang dikenalkan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat rendah. Para siswa harus digembleng agar bersemangat Jepang (Nippon Seishin). Para pelajar juga harus menyanyikan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang) dan lagu-lagu lain, menghormati bendera Hinomaru, serta melakukan gerak badan (taiso) dan seikerei.
4. Perubahan dalam Aspek Politik
Propaganda Jepang berhasil memengaruhi masyarakat Indonesia. Dengan alasan untuk membebaskan bangsa Indonesia dari Penjajah Belanda, Jepang mulai mendapat simpati rakyat. Dengan kebijakan yang kaku dan keras, secara politik organisasi pergerakan yang pernah ada sulit mengembangkan aktivitasnya. Akibatnya, muncul gerakan-gerakan bawah tanah. Jepang berusaha mendapatkan simpati dan dukungan rakyat dan tokoh-tokoh Indonesia atas kekuasaannya di Indonesia. Akibatnya, hal ini menimbulkan beragam tanggapan dari para tokoh pergerakan nasional.
5. Perubahan dalam Aspek Budaya
Jepang berusaha untuk "menjepangkan" Indonesia. Ajaran Shintoisme diajarkan pada masyarakat Indonesia. Kebiasaan menghormati matahari dan menyanyikan lagu Kimigayo merupakan salah satu pengaruh pada masa pendudukan Jepang. Pengaruh budaya ini menimbulkan perlawanan di berbagai daerah. Salah satu penyebab perlawanan adalah penolakan terhadap kebiasaan menghormat matahari. Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemajuan. Pada tanggal 20 Oktober 1943, atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia, didirikanlah Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah menentukan istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa normatif serta menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia.