https://images.immediate.co.uk/production/volatile/sites/4/2020/02/Alamy_2AK7DKF-173dc9d.jpg?quality
Hingga muncul di kalangan orang Jepang untuk menarik diri dari pergaulan dan orang-orang tersebut memiliki sebutan Hikikomori.
Hikikomori berasal dari kata “menarik diri. Mayoritas seseorang yang hikikomori ialah laki-laki, walau terdapat juga yang wanita. Kebanyakan publik beranggapan, bahwa hikikomori disebabkan faktor keluarga, di mana hilangnya figur seorang ayah karena bekerja dari pagi hingga larut malam hingga tidak sempat melakukan interaksi dengan anaknya, serta ibu yang dianggap terlalu memanjakan anaknya (mungkin karena jumlah anak yang dimiliki keluarga Jepang itu sedikit). Selain itu juga ditambah dengan tekanan akademik di sekolah, pelecehan di sekolah (school bullying), dan video game di Jepang.
Hikikomori itu berbeda dengan otaku. Otaku sendiri adalah orang yang memiliki minat atau hobi yang berlebihan sehingga mereka mengabaikan kegiatan yang lain, tapi mereka masih berinteraksi dengan keluarga atau teman di dunia nyata. Sedangkan hikikomori itu karena pelarian dari beban mereka dengan memfokuskan diri pada hal yang mereka sukai agar mereka tidak teringat akan sakitnya pergaulan sosial itu.
Cara seorang hikikomori memenuhi kebutuhannya akan keluar sebulan sekali untuk membeli perlengkapan "mengurung diri"nya, mereka tetap mendapat uang dari orangtua, bahkan terkadang mereka memaksa orangtua untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hikikomori menjadi salah satu masalah bagi Jepang, setelah lebih dari satu dekade sebelumya menikmati kemajuan ekonomi yang luar biasa.