Bagi Kamu yang berencana atau sudah bekerja di Jepang, Kamu mungkin sering mendengar tentang pentingnya Ojigi (membungkuk) atau ketepatan waktu (On-Time Culture). Namun, ada satu konsep yang jauh lebih mendasar dan mempengaruhi setiap interaksi di kantor: Honne vs. Tatemae.
Memahami dualitas ini adalah kunci untuk menavigasi interaksi sosial, menghindari kesalahpahaman, dan membangun hubungan profesional yang kuat dengan rekan kerja dan atasan Anda. Jangan salah, di balik senyum ramah dan anggukan persetujuan, mungkin ada pesan yang sama sekali berbeda!
Dalam artikel ini mari kita pahami dengan baik apa yang dimaksud dengan Honne dan Tatemae dalam budaya kerja di Jepang
1. Mengenal Honne dan Tatemae
Honne dan Tatemae adalah dua istilah yang mendefinisikan komunikasi dan perilaku dalam budaya Jepang.
Pada dasarnya, Honne memiliki makna yaitu suara hati yang sebenarnya. Pada prinspinya budaya ini akan memunculkan karakter di tempat kerja berupa perasaan, pemikiran, atau niat yang asli dan jujur seseorang. Ini adalah apa yang benar-benar mereka yakini.
Dilain sisi, terdapat juga istilah tatemae dalam budaya kerja orang jepang. Tatemae sendiri memiliki arti Fasad atau Penampilan Publik. Pada prinsipnya budaya ini akan memunculkan karakteristik di tempat kerja berupa Sikap atau perilaku yang ditampilkan sesuai dengan tuntutan masyarakat, lingkungan, dan norma sosial (seperti harus sopan, menghormati senior, atau menjaga keharmonisan tim).
Mengapa budaya Honne dan Tatemae ada di ruang lingkup pekerja Jepang?
Sistem Honne dan Tatemae berakar pada prinsip Wa, yang berarti keharmonisan atau kedamaian. Di Jepang, menjaga harmoni dalam kelompok (kantor, tim, masyarakat) lebih penting daripada mengekspresikan pendapat individu secara terbuka. Tatemae adalah alat untuk menjaga Prinsip Wa.
Apa benar Tatemae Sering Muncul dalam dunia kerja di Jepang?
Sebagai pekerja asing, Anda mungkin sering berinteraksi dengan Tatemae tanpa menyadarinya. Berikut beberapa skenario umum:
A. Jawaban "Ya" yang Sebenarnya "Tidak"
Ketika Anda menawarkan ide baru dan atasan atau rekan kerja Anda berkata, "Hai, wakarimashita" (Ya, saya mengerti) atau "Sou desu ne" (Begitulah, ya) sambil mengangguk, jangan langsung mengira itu adalah persetujuan penuh.
Tatemae: Mereka hanya mengakui bahwa mereka mendengar usulan Anda dan menghargai upaya Anda.
Honne-nya Mungkin: Mereka memiliki kekhawatiran, berpikir idenya tidak realistis, atau perlu konsultasi lebih lanjut.
B. Pujian Berlebihan
Jika rekan kerja memuji pekerjaan Anda secara berlebihan, misalnya, "Sungguh proyek yang sempurna, kerja bagus!"
Tatemae: Itu adalah bentuk sopan santun untuk menyemangati dan mempertahankan hubungan baik.
Honne-nya Mungkin: Mereka mungkin melihat beberapa area yang perlu perbaikan, tetapi memilih untuk tidak mengatakannya secara langsung untuk menghindari konflik.
C. Undangan yang Tidak Terwujud
Seseorang mungkin berkata, "Ayo kita makan malam lain kali," atau "Mari minum kopi setelah ini."
Tatemae: Ini adalah frasa penutup yang sopan untuk mengakhiri percakapan atau rapat dengan nada positif.
Honne-nya Mungkin: Mereka tidak benar-benar berniat mengatur pertemuan itu.
3. Kunci Sukses: Cara Membaca dan Merespons Honne
Lalu bagaimana cara membaca dan merespons Honne sebagai pekerja asing adalah mengembangkan "indra keenam" untuk membaca Honne di balik Tatemae.
Strategi 1: Jangan Mengambil Kesimpulan Terlalu Cepat
Ketika Anda mendapatkan persetujuan Tatemae (anggukan, "ya"), jangan langsung mengeksekusi.
- Tanya Tindak Lanjut: Alih-alih bertanya "Apakah Anda setuju?", tanyakan, "Apakah ada hal yang harus saya perbaiki sebelum memulai? Atau, langkah apa yang sebaiknya kita ambil selanjutnya?" (Ajak mereka ke ranah solusi praktis, di mana Honne akan lebih mudah keluar).
- Perhatikan Bahasa Tubuh: Nada suara yang datar, anggukan cepat, atau kurangnya kontak mata bisa menjadi tanda bahwa Honne-nya berbeda.
Strategi 2: Ciptakan Ruang Aman (Honne-Zone)
Honne seringkali hanya keluar dalam situasi yang santai dan privat.
- Manfaatkan Nomikai: Acara minum-minum setelah kerja adalah tempat Honne paling sering diungkapkan. Para senior akan lebih terbuka setelah sedikit minuman dan jauh dari hierarki kantor. Dengarkan baik-baik saat Nomikai!
- Jaga Kepercayaan: Jika seorang rekan kerja berbagi Honne (keluhan, kekhawatiran pribadi), pastikan Anda menjaga rahasia itu. Ini adalah ujian kepercayaan yang krusial.
Strategi 3: Gunakan Tatemae untuk Diri Sendiri
Anda juga harus menggunakan Tatemae yang sesuai.
- Puji dengan Berhati-hati: Ketika dipuji, jangan hanya berkata "Terima kasih." Respon yang lebih Tatemae dan sopan adalah: (Tidak, tidak sama sekali/Anda berlebihan)." Ini menunjukkan kerendahan hati.
- Hindari "Tidak" Langsung: Jika Anda tidak setuju dengan atasan, hindari kata "Tidak" (Iie). Gunakan frasa seperti, "So desu ne, demo (Begitulah, ya, tetapi...)" atau "Kono ten ni tsuite sukoshi kento shitai desu (Mengenai poin ini, saya ingin sedikit mempertimbangkannya)."
Memahami Honne dan. Tatemae mungkin terasa rumit, tetapi ini adalah jembatan utama menuju integrasi yang sukses di tempat kerja Jepang. Dengan menguasai Tatemae, Anda menunjukkan rasa hormat dan kesiapan untuk menjaga keharmonisan tim. Dengan membaca Honne, Anda bisa bertindak secara efektif dan strategis, mencegah burnout, dan membangun hubungan yang lebih mendalam. Siapkah Anda menjadi profesional yang tidak hanya menguasai skill teknis, tetapi juga skill budaya?
Tertarik untuk mencari lowongan kerja di perusahaan yang menjunjung tinggi profesionalisme? Kunjungi Hellowork-Asia.com sekarang dan temukan peluang terbaik Anda di Jepang!