travel.detik.com
Berdasarkan survei terbaru dari agensi iklan Jepang Dentsu Inc, Jepang terpilih sebagai negara yang paling ingin dikunjungi kembali oleh wisatawan internasional. Hal ini dikarenakan makanan, budaya, dan pemandangan alamnya. Survei online tersebut dilakukan oleh Dentsu terhadap 7.460 orang yang berusia 20 hingga 59 tahun di 15 negara dan wilayah, dari Januari hingga Maret, dilansir Kyodo News.
1. Jepang kalahkan AS dan Inggris
Negeri Sakura menduduki peringkat teratas dengan 34,6 persen, disusul oleh Singapura dengan 14,7 persen dan Amerika Serikat (AS) dengan 13 persen. Sementara, Korea Selatan (Korsel) berada di peringkat keempat dengan 10,5 persen dan Inggris di peringkat kelima dengan 10,4 persen. Ke-15 negara dan wilayah yang disurvei adalah AS, Australia, Inggris, China, Jerman, Prancis, Hong Kong, India, Indonesia, Singapura, Korsel, Taiwan, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam
2. Alasan wisatawan mengunjungi Jepang kembali
Alasan yang diberikan oleh responden ketika ditanya apa yang dicari dalam kunjungan mereka ke Jepang, yakni 28,6 persen mengatakan bahwa mereka ingin menikmati makanan yang beragam, sementara 27,9 persen tertarik pada budaya negara tersebut dan 25,6 persen tertarik pada pemandangan alam yang unik. Sementara itu, 50 persen responden menjawab alasan terbesar untuk mengunjungi kembali Jepang adalah karena mereka menikmati bepergian ke negara itu sebelumnya. 44,1 persen menjawab karena mereka harus mengunjungi Jepang lagi di tengah yen yang lebih murah. Kegiatan yang rela mereka bayar termasuk pergi ke restoran sederhana yang menyajikan masakan Jepang, sebanyak 41,4 persen. Pengalaman pedesaan dan menaiki kereta peluru Shinkansen juga populer, menurut survei tersebut.
3. Lima destinasi yang paling sering dikunjungi turis asing
Dentsu menyebutkan lima destinasi teratas yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, yaitu Tokyo, Osaka, Kyoto, Hiroshima, dan Hokkaido. Ini tidak berubah selama 8 tahun, sejak survei dimulai pada 2016. Kendala terbesar yang menghalangi wisatawan untuk melakukan perjalanan ke daerah pedesaan di Jepang adalah komunikasi bahasa, kurangnya pengetahuan tentang daerah lain selain daerah perkotaan, serta kurangnya sumber informasi mengenai kegiatan yang tersedia di daerah pedesaan.