https://nexs.co.id/menerbangkan-layang-layang-unik-di-festival-tako/
Siapa yang tidak mengenal layang-layang? Pastinya kita mengetahui apa itu layang-layang karena sebagian besar dari kita pernah bermain layang-layang. Tapi berbeda dengan layang-layang Jepang atau yang dikenal sebagai tako. Tako merupakan salah satu budaya Jepang yang unik, dan biasanya tako hanya dijumpai saat festival.
Di jepang, tako atau layang-layang pertama kali dikenal pada zaman Nara oleh misionaris Buddha dari negara China. Pada awalnya layang-layang ini berbentuk burung karena berasal dari kata “Kami Tobi” yang berarti kertas elang. Zaman terus berkembang, membuat bentuk layang-layang menjadi lebih variatif. Layang-layang digunakan pada Masa Awal untuk pembangunan kuil dan tempat suci. Layang-layang besar digunakan untuk mengangkat ubin atau bahan lainnya dan ditujukan ke pekerja yang berada di atap. Pada zaman Heian layang-layang ini juga memiliki peran penting bukan hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai pembawa pesan rahasia orang penting di istana.
Sekarang ini layang-layang banyak digunakan untuk festival-festival di Jepang. Salah satunya yaitu Festival “Hamamatsu”. Festival “Hamamatsu” memiliki makna merayakan kelahiran anak sulung laki-laki. Konon pada abad ke-16, penguasa Hamamatsu mengangkat layang-layang untuk memperingati kelahiran putra pertamanya. Tradisi itu masih berlanjut sampai sekarang. Biasanya orang tua menuliskan nama anaknya pada layang-layang sebelum diterbangkan. Tetapi tak jarang juga yang akan memilih layang-layang dengan gambar prajurit atau pahlawan legendaris terkenal dalam cerita anak-anak dengan tujuan agar anaknya tumbuh sehat dan kuat.
Selain itu ada juga layang-layang spesial. Layang-layang berbentuk ikan mas atau koinobori merupakan simbol kekuatan, keberanian, dan energi. Pasti banyak yang bertanya-tanya mengapa ikan bisa disimbolkan dengan keberanian? Hal itu dikarenakan karakteristik ikan mas yang penuh semangat dan kuat, sampai bisa berenang ke hulu. Hal itu tidak mudah karena butuh perjuangan keras untuk melawan arus. Secara tradisional layang-layang bentuk ikan ini diterbangkan dari awal bulan April hingga awal bulan Mei untuk memperingati Hari Anak atau Kodomo No Hi. Pada Hari Anak, koinobori ini dipasang di depan rumah. Koinobori dipercaya bisa membawa keberuntungan dan rezeki untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Maka dari itu di Jepang layang-layang bukan hanya sebagai hobi atau hiburan tetapi layang-layang dijadikan suatu simbol pada festival-festival maupun pada hari penting.