https://tenki.jp/suppl/grapefruit_j02/2018/07/19/28286.html
Jepang adalah negara yang penuh dengan pesona di setiap wilayahnya dan empat musimnya. Orang Jepang percaya bahwa Dewa bersemayam dalam segala hal seperti yang disebut dengan “Delapan Juta Dewa”. Matsuri (festival budaya di Jepang) diadakan sebagai sebuah simbol menunjukkan rasa syukur kepada Dewa atas alam, kehidupan, dan pertumbuhan dalan sebuah komunitas.
Hal tersebut juga merupakan kesempatan bagi orang Jepang dengan citra pekerja kerasnya untuk meledakkan energi mereka. Mengetahui matsuri berarti anda juga tahu tentang Jepang. Anda dapat merasakan sejarah yang biasanya tidak anda lihat, berinteraksi dengan masyarakat lokal, dan melihat sisi lain yang baru. Saat matsuri juga, orang-orang akan sangat terbuka, dan anda hanya dapat berinteraksi seperti itu hanya pada saat matsuri saja.
Istilah Jepang matsuri (festival) mengacu kepada upacara atau ritual agama Shinto yang memuja Shinreikon (roh Dewa). Hal tersebut juga bisa disebut sebagai Sairei (upacara dan festival) atau Saishi (layanan keagamaan). Selain itu, beberapa peristiwa yang terkait dengannya juga dalam beberapa kasus disebut juga sebagai “matsuri”.
Tidak ada hari yang spesifik untuk merayakan matsuri untuk seluruh Jepang; tanggalnya berbeda dari satu daerah ke daerah lain, dan bahkan pada satu wilayah yang sama, tetapi hari-hari festival cenderung mengelompok di sekitar hari libur tradisional seperti Setsubun Matsuri dan Obon Matsuri. Hampir di setiap wilayah lokal di Jepang memiliki setidaknya satu matsuri di akhir musim panas menuju musim gugur, biasanya matsuri tersebut terkait dengan panen padi.
Matsuri sering kali didasarkan pada satu acara, dengan kedai makanan, hiburan, dan karnaval untuk menghibur orang. Beberapa matsuri berbasis di sekitar kuil atau tempat suci, hanabi (kembang api), dan ada juga beberapa yang berbasis pada kontes di mana para pesertanya memakai kain di pinggang.
Ada juga beberapa festival lokal (misalnya Tobata Gion) yang biasanya tidak dikenal secara luas selain di dalam Prefektur Fukuoka. Disebutkan juga jika anda selalu dapat menemukan matsuri di seluruh wilayah di Jepang, disebutkan juga ada sekitar lebih dari 10000 matsuri di seluruh Jepang.
Asal muasal kata matsuri atau matsuru (yang memiliki arti menyembah) di Jepang datang terlebih dahulu, dan setelahnya, karena datangnya huruf-huruf kanji yang berasal dari China ke Jepang, kata-kata yang memiliki arti dedikasi, memuja dan pengorganisasian yang sama-sama dibaca “matsuri” diperkenalkan di Jepang. Pada saat itu, makna matsuri yang memiliki arti dedikasi dan yang memiliki arti memuja memiliki makna yang sama. Namun, karena arti dari istilah-istilah ini dibagi sesuai dengan asal karakter China, masing-masing kanji memiliki arti yang berbeda-beda juga.
Istilah matsuri (yang memiliki arti memuja) mengacu kepada doa untuk para Dewa-Dewa dan Mikoto (Dewa pribadi, atau upacaranya. Hal tersebut karena penyembahan mengarah dan mengacu pada ‘doa’ atau ‘meramal sebagai hasil komunikasi dengan Dewa’ yang dilakukan oleh imam agama Shinto atau orang yang tunduk kepadanya, Fukumusume, atau pemetik panah dari Yumiya, dan disebut pemujaan sebagai intu dari Kuil Shinto.
Istilah matsuri (yang memiliki arti dedikasi) di Jepang mengacu pada segala sesuatu yang menghibur Dewa, roh, jiwa dan jiwa-jiwa yang telah meninggal. Dalam karakter China, istilah matsuri (dedikasi) mengacu kepada upacara pemakaman di negara-negarai yang menggunakan karakter China sebagai bahasa resminya, tetapi di Jepang sendiri makna matsuri memiliki arti yang bertentangan dengan yang lainnya. Namun, istilah tersebut memiliki kesamaan dalam esensinya, yaitu sebagai pemujaan leluhur sebelumnya. Sebagai pemujaan terhadap leluhur sebagai salah satu esensi Shinto Kuno yang diturunkan hingga saat ini melalui keselarasan dengan Buddha.
Istilah matsuri (yang memiliki arti memuja) di Jepang juga diucapkan sebagai tatematsuri dalam bahasa Jepang. Istilah ini juga dapat diartikan sebagai mempersembahkan, menghormati, dan sejenisnya, dan umumnya mengacu pada tindakan yang dilakukan terhadap Dewa-dewa yang dimanusiakan (Dewa-Dewa yang diciptakan di Jepang yang memiliki potret manusia dan pikiran manusiawi) dalam Mitologi Jepang, Istana Kekaisaran dan para bangsawan Istana.
Banyak matsuri berasal dari Shinto Kuno, karena dianggap sebagai agama yang primitif, animisme, dan target kepercayaannya meluas ke shinrabansho (segala sesuatu yang ada di alam), sulit untuk mendefinisikan matsuri sebagai sebuah tindakan. Hal tersebut juga merupakan inti dari budaya Jepang untuk menghormati Dewa-Dewa, roh, jiwa-jiwa yang telah pergi tanpa mendefinisikan atau mendiskriminasi zat tersebut.
Shinto pada zaman dahulu, yang disebut Shinto Kuno, pada awalnya memiliki unsur animisme dan perdukunan, dan dikategorikan ke dalam agama ras sebelum meluas menjadi agama dunia. Matsuri pada saat ini mencakup kepercayaan rakyat dalam arti berasal dari pribumi, dan banyak dari mereka dikategorikan terkait dengan agama Shinto. Namun, sejak lama berlalu setelah masuknya Taoisme dan Buddhisme, beberapa matsuri dipengaruhi oleh sinkretisasi Shinto dengan Buddhisme dan beberapa tradisi impor dari China.
Matsuri melambangkan ruang yang berada diluar nalar dalam cerita rakyat “hare to ke”. Sebuah upacara yang mencontohkan kisah Ama no Iwato (gua surga) dalam Mitologi Jepang dan dikenal sebagai upacara tertua di Jepang. Matsuri yang primitif diadakan secara diam-diam di tempat terpencil. Bahkan hari ini, upacara inti diadakan oleh orang-orang terbatas di beberapa matsuri.
Hingga saat ini, meskipun banyak ritual yang berkaitan dengan upacara keagamaan tertentu tetap ada, matsuri sendiri telah berkembang seiring dengan berkembangnya juga masyarakat Jepang. Saat ini, sebagian besar acara tersebut hanya dianggap sebagai perayaan lokal meskipun esensi keagamaan dan asal-usul setiap matsuri biasanya terkenal. Di mana pun dan kapan pun anda sedang berada di Jepang, selalu ada matsuri yang dapat untuk dinikmati.
Sumber Artikel:
https://doyouknowjapan.com/festival/
https://www.ana.co.jp/en/us/japan-travel-planner/japanese-festival-omatsuri/0000001.html
https://www.sng.ac.jp/en/sng-news/japanese-festivals-matsuri/