STAIKU
Saat bersiap menyambut tahun baru, banyak dari kita yang membuat resolusi untuk dilakukan di tahun depan. Harapannya, supaya bisa menjadi pribadi yang lebih baik, dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan baru dengan dampak positif. Namun, seberapa banyak dari resolusi itu yang benar-benar terjadi?
Menumbuhkan habit atau kebiasaan baru itu tidak semudah menuliskan rencana dalam catatan. Membutuhkan niat, kegigihan, dan disiplin.
Terinspirasi Kisah Sukses
Banyak kisah sukses yang menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Contohnya, prestasi Putri Ariani, seorang gadis tunanetra bersuara merdu dan piawai memainkan piano. Kesuksesan Putri tak terwujud dalam semalam. Ia harus melewati serangkaian proses dan tantangan. Di balik kesuksesannya, ada orang tua yang setia dan sabar mendampinginya, dan tak kenal lelah membimbing Putri dalam menggali bakatnya.
Banyak yang lupa bahwa kesuksesan seperti yang dialami Putri tidak diperoleh secara instan. Semuanya dimulai dari satu langkah kecil, yang mungkin terkesan remeh. Namun, jika sebuah langkah kecil yang dilakukan secara konsisten akan memberikan dampak yang besar.
Habit Loop
Seberapa sering kita terdistraksi oleh sesuatu yang sebenarnya tidak signifikan? Misalnya, suara notifikasi ponsel. Mengapa berada jauh dari ponsel dan mendengar suara notifikasi membuat kita terdistraksi? Sesibuk apa pun, kita selalu menyempatkan diri untuk mengeceknya, walau itu bukan hal penting, seperti mengecek media sosial kemudian membalas komentar, dan lainya.
Di sinilah pentingnya mengetahui habit loop, yaitu bagaimana sebuah kebiasaan terbentuk.
Dengan mengetahui fondasi dasar di atas, kita memiliki modal untuk membentuk sebuah kebiasaan baik dari awal.
Merancang Kebiasaan
Merancang kebiasaan memerlukan strategi, dan keyakinan bahwa kita mampu melakukannya. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk membantu merancang habit di rumah:
Untuk dapat membentuk sebuah kebiasaan baru, kita perlu membuat perencanaan detail. Perjelas segala aspeknya, hingga ke komponen terkecil. Misalnya, kita memiliki resolusi untuk rutin berolahraga; maka buatlah perencanaan mendetail, seperti jam, durasi, lokasi, dan lain sebagainya.
Tidak ada yang mau melakukan sesuatu jika hal itu tidak menarik. Jika sedang ingin membangun sebuah kebiasaan baru, kita perlu mencari cara agar kebiasaan itu selalu terlihat menarik dan menantang untuk dilakukan secara rutin. Dengan mendesain kebiasaan secara menarik, kita merangsang produksi dopamin yang lebih besar sehingga keinginan untuk melakukannya lagi semakin tinggi. Kita juga perlu memberikan reward kepada diri sendiri setiap berhasil melakukan sebuah kebiasaan baik, agar merasakan kepuasan dan bersedia mengulang kebiasaan tersebut di kemudian hari.
Tak ada pencapaian yang bisa diraih dalam semalam. Untuk membentuk sebuah kebiasaan, kita perlu memulai dari satu langkah kecil, tetapi konsisten dilakukan. Ketika kita melihat bahwa habit itu mudah dilakukan, kita akan bersedia melakukannya lagi. Sebaliknya, jika melakukannya langsung di level yang sulit, kita akan jadi enggan untuk mengulanginya.
Contoh, kita ingin konsisten olahraga setiap hari. Kita bisa memulainya dengan berjalan kaki mengitari satu blok. Saat sudah terbiasa, kita bisa menambahkannya sejauh dua blok, hingga suatu saat kita sanggup berjalan kaki hingga satu kilometer. Ketika sudah sanggup berjalan kaki, kita dapat meningkatkannya dengan berlari sejauh satu blok dan seterusnya. Kuncinya, permudah segala proses agar kita ingin melakukannya kembali di kemudian hari.
Dalam proses pembentukan kebiasaan baru, kita perlu melakukan habit tracking, misalnya membuat tabel sederhana. Kita pun dapat memantau perjalanan kita sampai berhasil melakukannya secara rutin. Dalam habit tracking, kita akan menyaksikan kemenangan-kemenangan kecil sehingga dapat merasa puas dengan progres yang sudah dicapai. Setelah berhasil menumbuhkan kebiasaan baru, yuk, ajari anak didik kita untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan baik!