https://comigram.com/comigram/18227/
Mottanai adalah kata dalam bahasa Jepang yang memiliki makna "sia-sia belaka"
Kata ini digunakan untuk ungkapan penyesalan ketika sumber daya atau hal yang pernah dimiliki terbuang sia-sia, dan ini mirip dengan istilah bahasa Indonesia "sayang" yang dapat digunakan untuk menjelaskan hal yang sama.
Hal ini juga menjadi salah satu filosofi Buddha yang tertanam dalam DNA budaya Jepang selama berabad-abad untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya, dan menggunakannya dengan rasa syukur.
"Dalam cerita mitos Jepang, terdapat cerita tentang hantu Mottainai yang akan datang dan menangkap kalian jika kalian menyia-nyiakan makanan atau benda yang masih bermanfaat". Bukan hanya makanan atau benda, waktu pun dianggap sebagai sesuatu yang perlu digunakan secara bijak.
Seiring dengan berjalannya waktu, budaya mottainai mengalami kemunduran di Jepang modern dengan pertumbuhan eksponensial masyarakat konsumen. Meskipun demikian, mottainai terdaftar sebagai kata kedua dari 7 kata terbaik atau praktik budaya yang paling menggambarkan budaya unik Jepang saat ini. Beberapa contoh Mottainai termasuk penggunaan air limbah di kota metropolitan modern seperti Tokyo, yang digunakan untuk menyiram toilet di bangunan modern. Budaya mottainai juga meluas ke meja, di mana membuang-buang makanan bahkan sebutir beras dianggap tidak sopan!
Pada saat Perang Dunia II, orang Jepang telah belajar untuk hidup selaras dengan lingkungannya dengan menggunakan sumber daya kecil dengan cara yang sangat efisien, sehingga orang-orang mendaur ulang segalanya dan tidak membuang apa-apa.
Mottainai menjadi sebuah pola pikir yang sangat kuat yang baik untuk diadopsi, untuk membangun masyarakat yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Mengingat bahwa sebagian besar sumber daya yang penting untuk kelangsungan hidup kita terbatas, menggunakan teknologi dan praktik inovatif untuk mengurangi, mendaur ulang, dan menggunakan kembali sumber daya tidak dapat dihindari.