https://d36atwftrcmaqv.cloudfront.net/event_autumnalequinoxday.png
Musim gugur memiliki periode waktu siang dan malam hampir sama dan setelah hari ini waktu terbitnya matahari menjadi lebih pendek, dan sejak dahulu kala konon kabarnya hari ini disebut "Jarak Terdekat Antara Tanah Surga dan Dunia ". Dari sudut pandang astronomis, "ketika matahari melewati titik balik meridian ke-180 di bola langit" adalah hari ekuinoks musim gugur, yang berubah setiap tahun dari tanggal 22 hingga 24 September.
Sampai tahun 1947, hari libur ini disebut Sh?ki k?rei-sai , yaitu perayaan musim gugur arwah leluhur keluarga kekaisara. Bagi berbagai aliran agama Buddha di Jepang, hari ekuinoks musim gugur merupakan saat memulai upacara Sh?ki Higan-e (Higan musim gugur) yang berlangsung seminggu untuk mendoakan arwah leluhur. Kata "Higan" secara harafiah berarti "pantai seberang" untuk membedakannya dengan "pantai sebelah sini" (alam dunia).
Periode Higan terjadi dua kali dalam setahun di musim semi dan musim gugur yang merupakan saat membersihkan makam dan mempersembahkan kue ohagi (sebutan di musim gugur untuk kue botamochi) di altar keluarga.Hari ekuinoks musim gugur mulai memiliki arti mempersembahkan upacara peringatan kepada leluhurnya sebagai "ekuinoks musim gugur".
Kegiatan di hari tersebut dilakukan dengan berziarah dan makan ohagi (kue ketan yang dibungkus pasta kacang merah). Karena dipercaya bahwa warna merah kacang merah yang digunakan sebagai bahan memiliki efek jimat, maka digunakan sebagai sesajen dengan implikasi melenyapkan kejahatan.
Bunga bagaikan iblis merah menyala "Higanbaha", yang mekar pada masa ekuinoks musim gugur, populer sebagai bunga di musim gugur di Jepang. Ia dikenal sebagai bunga yang mekar selama musim ini. Batangnya tumbuh panjang dan menampilkan kelopak bintang seperti kembang api.